Haji Oemar Said (HOS) Tjokroaminoto adalah salah satu tokoh pergerakan nasional Indonesia yang memiliki pengaruh besar dalam perjuangan kemerdekaan. Ia dikenal sebagai Bapak Bangsa karena perannya dalam membentuk pemikiran politik dan ideologi para pemimpin Indonesia di masa depan.
Tjokroaminoto adalah pemimpin Sarekat Islam (SI), organisasi pergerakan terbesar pada awal abad ke-20. Gagasan dan pemikirannya tidak hanya membangkitkan kesadaran rakyat terhadap penjajahan Belanda, tetapi juga melahirkan tiga aliran ideologi besar di Indonesia: nasionalisme, Islamisme, dan komunisme.
Daftar Isi
Perjalanan Hidup Singkat
- Lahir: 16 Agustus 1882 di Ponorogo, Jawa Timur
- Meninggal: 17 Desember 1934 di Yogyakarta
- Pendidikan: Sekolah Guru di Magelang dan OSVIA (Sekolah Pamong Praja) di Jakarta
- Organisasi: Pemimpin Sarekat Islam (1912)
Sebagai seorang yang berasal dari keluarga priyayi, Tjokroaminoto mendapat pendidikan Belanda, tetapi hatinya tetap bersama rakyat kecil. Ia memilih untuk berjuang demi kemerdekaan Indonesia dengan mengedepankan perlawanan berbasis organisasi dan pemikiran.
Tjokroaminoto dan Lahirnya Tiga Ideologi Besar
HOS Tjokroaminoto memiliki banyak murid yang kelak menjadi tokoh besar Indonesia. Mereka tinggal di rumah kontrakannya di Gang Peneleh, Surabaya, dan di sana mereka mendapatkan pembelajaran politik dan kebangsaan dari beliau. Dari pemikirannya, lahirlah tiga ideologi utama yang mewarnai perjuangan Indonesia:
1. Nasionalisme – Soekarno
Soekarno, yang kelak menjadi Presiden pertama Indonesia, adalah salah satu murid Tjokroaminoto. Ia mengembangkan ide nasionalisme yang berakar dari ajaran gurunya tentang persatuan rakyat melawan penjajahan. Soekarno memadukan gagasan nasionalisme dengan sosialisme dalam konsep Marhaenisme, yang kemudian menjadi dasar bagi Partai Nasional Indonesia (PNI).
2. Islamisme – Kartosoewirjo
Salah satu murid Tjokroaminoto yang lain, S. M. Kartosoewirjo, mengembangkan pemikiran Islamisme sebagai dasar perjuangan politik. Ia meyakini bahwa Islam harus menjadi dasar negara, dan pada akhirnya ia mendirikan Darul Islam/Tentara Islam Indonesia (DI/TII) dengan tujuan membentuk negara Islam di Indonesia.
3. Komunisme – Musso dan Alimin
Dua murid Tjokroaminoto lainnya, Musso dan Alimin, memilih jalur komunisme. Mereka mengembangkan pemikiran sosialisme revolusioner yang berujung pada pendirian Partai Komunis Indonesia (PKI). Musso bahkan sempat memimpin pemberontakan PKI pada tahun 1948.
Prinsip Hidup dan Pemikiran Tjokroaminoto
- “Setinggi-tinggi ilmu, sepandai-pandai siasat, seluas-luas talenta”
- Prinsip ini menekankan pentingnya memiliki ilmu yang tinggi, strategi yang cerdas, dan kemampuan luas dalam perjuangan.
- Persatuan dalam Kebhinekaan
- Tjokroaminoto mengajarkan bahwa rakyat Indonesia harus bersatu, terlepas dari perbedaan suku, agama, dan ideologi.
- Kesadaran Rakyat Kecil
- Ia menekankan bahwa rakyat kecil harus sadar akan hak-hak mereka dan berjuang melawan penindasan kolonial.
Warisan dan Pengaruh Tjokroaminoto
Meskipun ia tidak memegang jabatan politik setelah kemerdekaan, ajaran dan pemikirannya tetap hidup dalam pergerakan nasional Indonesia. Murid-muridnya menjadi pemimpin besar dengan berbagai ideologi yang berbeda, tetapi semuanya tetap bertujuan untuk kemerdekaan dan kemajuan Indonesia.
Di era modern, pemikirannya masih menjadi inspirasi dalam politik, pendidikan, dan kebangsaan. Namanya diabadikan dalam berbagai lembaga, jalan, dan institusi di Indonesia.
Kesimpulan
HOS Tjokroaminoto bukan hanya seorang pemimpin Sarekat Islam, tetapi juga seorang guru bangsa yang melahirkan pemikir-pemikir besar dengan ideologi berbeda. Ia adalah sosok yang mampu merangkul perbedaan pemikiran demi satu tujuan: kemerdekaan Indonesia.
Perannya dalam membentuk dasar pemikiran bangsa menjadikannya Bapak Bangsa yang Melahirkan Tiga Idealisme, yang hingga kini masih berpengaruh dalam perjalanan politik dan sosial Indonesia.
baca juga: Apa Itu Kiblat dalam Islam? Berikut Penjelasan Lengkapnya
baca juga: Menghormati Guru dalam Islam adalah Kunci Kesuksesan