Nafkah adalah salah satu kewajiban dalam ajaran Islam yang mencakup segala bentuk pemberian yang diberikan oleh seseorang kepada orang lain untuk memenuhi kebutuhan hidup, baik itu kebutuhan primer seperti makanan, pakaian, dan tempat tinggal, maupun kebutuhan lainnya. Dalam konteks keluarga, nafkah lebih sering diartikan sebagai kewajiban seorang suami untuk memberikan kebutuhan hidup kepada istrinya dan anak-anaknya. Namun, nafkah juga mencakup pemberian kepada orang tua, keluarga dekat, dan mereka yang membutuhkan.
Daftar Isi
Makna Nafkah dalam Islam
Secara bahasa, nafkah berasal dari kata nafqa yang berarti “mengeluarkan” atau “memberikan”. Dalam istilah syar’i, nafkah berarti segala sesuatu yang diberikan untuk memenuhi kebutuhan orang yang berhak menerimanya. Nafkah memiliki peran yang sangat penting dalam kehidupan sosial umat Islam, karena memberikan nafkah adalah wujud dari tanggung jawab dan kepedulian terhadap orang yang berada dalam lingkup keluarga atau bahkan masyarakat secara umum.
Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an:
“وَعَلَى ٱلْمَوْلُودِ لَهُۥ رِزْقُهُنَّ وَكِسْوَتُهُنَّ بِٱلْمَعْرُوفِ”
Terjemahan: “Dan kewajiban ayah memberi makan dan pakaian kepada istrinya dengan cara yang baik.”
(QS. Al-Baqarah: 233)
Ayat ini menunjukkan bahwa nafkah adalah kewajiban yang harus dipenuhi oleh seorang suami kepada istrinya, terutama dalam hal memberikan makanan, pakaian, dan tempat tinggal, yang merupakan kebutuhan dasar yang harus dipenuhi dalam kehidupan rumah tangga.
Macam-Macam Kategori Nafkah
Nafkah tidak hanya terbatas pada pemberian yang bersifat material seperti uang atau barang, tetapi juga mencakup beberapa kategori lainnya yang lebih luas. Berikut adalah beberapa kategori nafkah dalam Islam:
1. Nafkah Fisik (Makanan, Pakaian, dan Tempat Tinggal)
Nafkah fisik adalah kategori nafkah yang paling utama, yang mencakup pemenuhan kebutuhan dasar seperti makanan, pakaian, dan tempat tinggal. Setiap individu yang menjadi tanggung jawab nafkahnya, seperti istri dan anak-anak, berhak mendapatkan nafkah fisik ini sesuai dengan kemampuan pemberi nafkah.
“لِيُنفِقْ ذُو سَعَةٍۢ مِّنْ سَعَتِهِۦ وَمَنْ قُدِرَ عَلَيْهِ رِزْقُهُۥ فَلْيُنفِقْ مِّمَّآ ءَاتَاهُ ٱللَّهُ”
Terjemahan: “Hendaklah orang yang mampu memberi nafkah itu memberi nafkah sesuai dengan kemampuan yang diberikan Allah kepadanya.”
(QS. At-Talaq: 7)
2. Nafkah Emosional
Selain nafkah fisik, nafkah emosional juga sangat penting dalam kehidupan rumah tangga. Nafkah emosional mencakup perhatian, kasih sayang, dan dukungan mental yang diberikan kepada pasangan atau anggota keluarga lainnya. Ini adalah bagian dari usaha untuk menciptakan keharmonisan dalam keluarga dan menciptakan hubungan yang sehat.
Rasulullah SAW bersabda:
“خَيْرُكُمْ خَيْرُكُمْ لِأَهْلِهِۦ وَأَنَا۟ خَيْرُكُمْ لِأَهْلِهِۦ”
Terjemahan: “Sebaik-baik kalian adalah yang terbaik bagi keluarganya, dan aku adalah yang terbaik di antara kalian terhadap keluargaku.”
(HR. Tirmidzi)
Hadits ini menegaskan pentingnya memberikan perhatian dan kasih sayang sebagai bagian dari nafkah emosional yang harus diberikan kepada pasangan dan keluarga.
3. Nafkah Pendidikan dan Pengajaran
Nafkah juga mencakup aspek pendidikan dan pengajaran. Seorang kepala keluarga, khususnya seorang suami, memiliki kewajiban untuk mendidik anak-anaknya, baik dalam hal ilmu agama maupun ilmu dunia, agar mereka menjadi individu yang bermanfaat bagi agama, masyarakat, dan negara.
“وَقُولُوا۟ لِلنَّاسِ حُسْنًا”
Terjemahan: “Dan katakanlah kepada manusia (perkataan) yang baik.”
(QS. Al-Baqarah: 83)
Pendidikan dalam Islam bukan hanya terbatas pada pengetahuan duniawi, tetapi juga mencakup pemahaman agama dan moral yang baik, yang semuanya merupakan bagian dari nafkah yang harus diberikan oleh orang tua kepada anak-anak mereka.
4. Nafkah Kesehatan
Nafkah kesehatan mencakup pemenuhan kebutuhan untuk menjaga kesehatan tubuh dan jiwa. Ini bisa berupa pengobatan, asuransi kesehatan, atau pemberian makanan yang bergizi untuk menjaga kesehatan keluarga. Dalam Islam, menjaga kesehatan adalah salah satu kewajiban, karena tubuh adalah amanah yang diberikan oleh Allah SWT.
“وَلَا تَقْتُلُوا۟ أَنفُسَكُمْ ۚ إِنَّ اللَّـهَ كَانَ بِكُمْ رَحِيمًا”
Terjemahan: “Dan janganlah kamu membunuh dirimu sendiri. Sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu.”
(QS. An-Nisa: 29)
Ayat ini mengingatkan umat Islam untuk menjaga tubuh dan kesehatan mereka dengan baik, yang mencakup penyediaan nafkah kesehatan untuk diri dan keluarga.
5. Nafkah Rohani (Agama dan Ibadah)
Nafkah rohani adalah pemberian yang berhubungan dengan pengembangan spiritualitas dan hubungan dengan Allah. Ini mencakup segala bentuk usaha untuk mendekatkan diri kepada Allah, seperti mengajarkan agama kepada keluarga, mendukung mereka untuk melaksanakan ibadah, dan memotivasi mereka untuk menjalani hidup sesuai dengan ajaran Islam.
“وَأْمُرْ أَهْلَكَ بِالصَّلَاةِ وَاصْطَبِرْ عَلَيْهَا”
Terjemahan: “Dan perintahkanlah keluargamu untuk mendirikan shalat, dan bersabarlah atas perintah itu.”
(QS. Ta-Ha: 132)
Hadits ini menunjukkan kewajiban orang tua untuk memberikan nafkah rohani dengan mengajarkan dan mendorong keluarganya untuk melaksanakan ibadah dengan baik.
Kesimpulan
Nafkah dalam Islam adalah kewajiban yang sangat penting untuk dipenuhi oleh setiap individu, terutama dalam konteks keluarga. Nafkah tidak hanya mencakup kebutuhan fisik seperti makanan, pakaian, dan tempat tinggal, tetapi juga meliputi nafkah emosional, pendidikan, kesehatan, dan rohani. Dengan memahami dan memenuhi nafkah secara menyeluruh, seorang Muslim dapat menciptakan kehidupan yang harmonis dan sejahtera baik di dunia maupun di akhirat.
baca juga: Apa Saja hal yang Membatalkan Puasa?
baca juga: Tanda-Tanda Lailatul Qadar dan Cara Mendapatkannya!