by Turki adalah negeri yang memikat dunia dengan perpaduan unik antara warisan Islam yang megah dan nilai-nilai modern sekuler. Terletak di persimpangan antara Eropa dan Asia, negara ini menyimpan sejarah panjang peradaban Islam yang kaya, khususnya pada masa Kesultanan Utsmaniyah. Namun, pasca runtuhnya kekhalifahan dan berdirinya Republik Turki modern, wajah keislaman di Turki mengalami banyak transformasi.
Berikut ini adalah sejumlah fakta menarik tentang keislaman di Turki, yang mencerminkan dinamika unik antara agama, budaya, dan negara.
Daftar Isi
1. Turki Pernah Menjadi Pusat Dunia Islam
Selama hampir enam abad (1299–1924), Turki menjadi pusat kekuatan dunia Islam melalui Kesultanan Utsmaniyah, dengan Istanbul (dulunya Konstantinopel) sebagai ibu kotanya. Sejak tahun 1517, setelah penaklukan wilayah Hijaz dari Mamluk, Sultan Utsmaniyah menyandang gelar Khalifah umat Islam. Ini menjadikan Turki sebagai pemegang kekuasaan simbolik dan spiritual seluruh dunia Islam hingga kekhalifahan resmi dihapus pada 1924.
2. Hagia Sophia: Simbol Transformasi Keagamaan
Hagia Sophia adalah ikon sejarah keislaman dan simbol pergulatan identitas Turki. Awalnya gereja Ortodoks Bizantium, kemudian dijadikan masjid oleh Sultan Mehmed II setelah penaklukan Konstantinopel (1453), lalu diubah menjadi museum pada era Republik (1935), dan akhirnya kembali difungsikan sebagai masjid pada 2020. Keputusan ini menimbulkan reaksi luas dan menjadi simbol penting bagi identitas keislaman Turki kontemporer.
3. Islam Masih Mendominasi Identitas Sosial
Meskipun Turki adalah negara sekuler secara konstitusional, lebih dari 98% penduduknya beragama Islam, mayoritasnya adalah Muslim Sunni (terutama mazhab Hanafi). Namun, ada pula komunitas Alevi—sebuah mazhab Islam minoritas dengan tradisi dan praktik yang berbeda.
4. Adzan Pernah Dilarang dalam Bahasa Arab
Dalam upaya sekularisasi yang ketat pasca berdirinya Republik Turki pada 1923 di bawah kepemimpinan Mustafa Kemal Atatürk, adzan dalam bahasa Arab sempat dilarang dan digantikan dengan versi Turki pada tahun 1932. Namun, larangan ini dicabut pada tahun 1950, dan adzan dalam bahasa Arab kembali dikumandangkan hingga hari ini.
5. Pendidikan Agama Pernah Dibatasi, Kini Berkembang Kembali
Pada masa awal Republik, pendidikan agama sangat dibatasi. Sekolah agama (madrasah) dibubarkan dan diganti dengan sistem pendidikan sekuler. Namun, sejak era 1980-an dan terutama di bawah kepemimpinan Presiden Recep Tayyip Erdoğan, pendidikan agama kembali berkembang, termasuk pendirian sekolah Imam Hatip yang fokus pada ilmu umum dan ilmu agama.
6. Tradisi Keislaman Utsmani Masih Dihidupkan
Banyak elemen budaya Islam ala Utsmaniyah masih hidup dalam masyarakat Turki, seperti:
- Ramadan dirayakan dengan semarak dan khas, seperti lentera Ramazan (Ramazan feneri) dan musik religi di malam hari.
- Doa dan dzikir tasawuf, termasuk tarian sufi Mevlevi (whirling dervishes) masih menjadi bagian dari warisan spiritual.
- Kaligrafi Arab-Turki menghiasi banyak masjid dan bangunan bersejarah.
7. Turki Memiliki Ribuan Masjid Megah
Turki memiliki lebih dari 80.000 masjid, dengan Istanbul sebagai kota yang memiliki masjid terbanyak. Beberapa masjid terkenal antara lain:
- Masjid Sultan Ahmed (Blue Mosque)
- Masjid Süleymaniye
- Masjid Çamlıca – Masjid terbesar di Turki yang baru dibangun dan diresmikan pada 2019
8. Peran Diyanet: Lembaga Resmi Urusan Agama
Di Turki, urusan agama diatur oleh lembaga pemerintah bernama Diyanet İşleri Başkanlığı (Presidensi Urusan Keagamaan). Lembaga ini mengatur khutbah Jumat, pendidikan agama, dan pengelolaan masjid. Diyanet berperan penting dalam menjaga moderasi Islam dan mencegah ekstremisme.
9. Wisata Religius Islam di Turki Semakin Populer
Turki menjadi tujuan utama wisata religi Islam, dengan destinasi seperti:
- Makam sahabat Nabi seperti Abu Ayyub al-Ansari di Istanbul
- Makam Jalaluddin Rumi di Konya
- Jejak-jejak sahabat, tabiin, dan tokoh sufi besar
10. Dinamika Islam dan Politik Masih Hangat
Di era modern, keislaman di Turki juga tidak lepas dari perdebatan politik. Sejak awal 2000-an, partai berakar Islam seperti Partai AKP menjadi dominan. Namun, karena konstitusi sekuler, hubungan antara negara dan Islam tetap menjadi isu politik yang sensitif dan dinamis.
Kesimpulan
Keislaman di Turki adalah kisah yang kompleks namun menakjubkan. Di satu sisi, negara ini memiliki warisan Islam yang mendalam sebagai bekas pusat kekhalifahan. Di sisi lain, Turki juga mengusung nilai-nilai sekularisme modern. Dari Hagia Sophia hingga pendidikan Imam Hatip, dari masjid-masjid Utsmani hingga pengaruh politik kontemporer, Islam tetap menjadi denyut nadi penting dalam kehidupan sosial dan budaya Turki.
baca juga: 20 Kalimat Perkenalan Bahasa Turki dan Artinya
baca juga: Turki dengan Sejarah Panjangnya bersama Peradaban Romawi dan Yunani
