Nabi Muhammad ﷺ adalah sosok yang penuh kasih sayang dan cinta, tidak hanya kepada keluarganya, tetapi juga kepada seluruh umatnya. Kasih sayang beliau kepada umat Islam terbukti dalam berbagai peristiwa sepanjang hidupnya. Rasa cintanya tidak hanya terwujud dalam ajaran-ajaran yang beliau sampaikan, tetapi juga dalam tindakan nyata yang menunjukkan betapa beliau mengutamakan kepentingan umatnya di atas kepentingan pribadi. Berikut adalah beberapa bentuk cinta Rasulullah ﷺ kepada umatnya beserta kisah-kisah yang menggambarkannya:
Daftar Isi
1. Doa dan Permohonan Ampunan untuk Umatnya
Salah satu bukti terbesar dari cinta Nabi ﷺ kepada umatnya adalah doa-doa yang senantiasa beliau panjatkan untuk keselamatan mereka. Dalam banyak riwayat, Rasulullah ﷺ selalu memohonkan ampun kepada Allah untuk umatnya.
Suatu ketika, dalam hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim, Rasulullah ﷺ berdoa:
اللهم أمتي أمتي
“Ya Allah, umatku, umatku…” hingga beliau menangis. Melihat hal ini, Allah SWT mengutus malaikat Jibril untuk menanyakan apa yang membuat Nabi ﷺ begitu sedih. Rasulullah ﷺ menjawab bahwa beliau mengkhawatirkan umatnya. Kemudian Allah berfirman kepada Jibril:
يا جبريل، اذهب إلى محمد وقل له: إنا سنرضيك في أمتك ولا نسوءك
“Wahai Jibril, pergilah kepada Muhammad dan katakan kepadanya: Sesungguhnya Kami akan membuatmu ridha terhadap umatmu dan tidak akan mengecewakanmu.” (HR. Muslim)
Doa ini menunjukkan betapa Nabi Muhammad ﷺ begitu mencintai umatnya hingga menangis demi mereka, memohon keselamatan dan ampunan bagi mereka di sisi Allah.
2. Syafaat Nabi Muhammad ﷺ di Hari Kiamat
Pada hari kiamat, saat manusia mengalami ketakutan yang luar biasa, setiap nabi hanya akan mengurusi dirinya sendiri. Namun, berbeda dengan Nabi Muhammad ﷺ, beliau justru mencari umatnya dan memberikan syafaat (pertolongan) bagi mereka.
Dalam sebuah hadits shahih disebutkan bahwa manusia akan datang kepada Nabi Adam, Nabi Nuh, Nabi Ibrahim, Nabi Musa, dan Nabi Isa untuk meminta pertolongan, tetapi mereka semua menolak. Ketika akhirnya mereka mendatangi Nabi Muhammad ﷺ, beliau berkata:
أنا لها، أنا لها
“Akulah orang yang berhak memberikan syafaat.”
Kemudian, beliau bersujud kepada Allah dan memohon agar umatnya diselamatkan.
3. Kesederhanaan Hidup Demi Kepentingan Umat
Rasulullah ﷺ menjalani kehidupan yang sangat sederhana meskipun beliau bisa saja hidup dalam kemewahan. Beliau memilih hidup dalam kesederhanaan demi merasakan apa yang dirasakan oleh umatnya, terutama mereka yang miskin.
Diriwayatkan dalam hadits:
كان رسول الله ﷺ يبيت الليالي المتتابعة طاوياً وأهله لا يجدون عشاءً، وكان أكثر خبزهم خبز الشعير
“Rasulullah ﷺ sering melewati malam-malam berturut-turut dalam keadaan lapar, dan keluarganya tidak menemukan makanan untuk makan malam. Makanan yang paling sering mereka makan adalah roti dari gandum kasar.” (HR. Tirmidzi)
Pilihan hidup ini menunjukkan bahwa Nabi ﷺ benar-benar peduli terhadap umatnya. Beliau tidak ingin terpisah dari umatnya hanya karena kehidupan duniawi, tetapi ingin selalu bersama mereka dalam suka dan duka.
4. Menanggung Kesulitan untuk Kepentingan Umat
Rasulullah ﷺ mengalami banyak penderitaan selama berdakwah, tetapi beliau tidak pernah menyerah demi menyampaikan Islam kepada umatnya. Salah satu peristiwa yang menunjukkan kasih sayang beliau adalah ketika berdakwah di Thaif.
Saat berdakwah di kota itu, beliau justru dilempari batu hingga tubuhnya terluka. Dalam keadaan demikian, malaikat Jibril menawarkan untuk menghancurkan kota Thaif, tetapi Rasulullah ﷺ menolaknya dan justru berdoa agar keturunan mereka kelak menjadi Muslim yang taat:
اللهم اغفر لقومي فإنهم لا يعلمون
“Ya Allah, ampunilah kaumku, karena mereka tidak mengetahui.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Ini menunjukkan bahwa kasih sayang beliau melampaui kemarahan dan balas dendam. Beliau ingin umat manusia mendapatkan hidayah dan kebahagiaan dunia serta akhirat.
5. Mengutamakan Kemudahan dalam Beribadah
Dalam berbagai kesempatan, Rasulullah ﷺ selalu mengutamakan kemudahan bagi umatnya dalam beribadah. Beliau melarang tindakan berlebihan dalam beribadah yang dapat membebani diri sendiri.
Dalam hadits riwayat Bukhari dan Muslim, tiga orang sahabat datang dan menyatakan keinginan untuk beribadah secara ekstrem: yang pertama ingin shalat sepanjang malam tanpa tidur, yang kedua ingin berpuasa terus-menerus tanpa berbuka, dan yang ketiga ingin menjauhi pernikahan. Mendengar hal ini, Rasulullah ﷺ menegur mereka dan bersabda:
من رغب عن سنتي فليس مني
“Barang siapa yang tidak mengikuti sunnahku, maka ia bukan dari golonganku.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Hadits ini menunjukkan bahwa Rasulullah ﷺ tidak ingin umatnya merasa kesulitan dalam menjalankan agama, sehingga beliau selalu memilih jalan yang seimbang dan penuh kasih sayang.
Kesimpulan
Kasih sayang Nabi Muhammad ﷺ kepada umatnya tidak terbatas oleh ruang dan waktu. Bahkan setelah wafatnya, beliau masih memikirkan umatnya melalui syafaat di hari kiamat. Beliau menangis memikirkan nasib umatnya, berjuang demi mereka, dan memberikan kemudahan dalam ibadah agar umat Islam tidak terbebani.
Sebagai umatnya, kita harus menunjukkan rasa cinta kepada Rasulullah ﷺ dengan mengikuti sunnahnya, mengamalkan ajarannya, serta memperbanyak shalawat kepadanya. Dengan demikian, kita berharap termasuk dalam golongan yang mendapatkan syafaatnya di akhirat nanti.
baca juga: Hukum Meninggalkan Sholat dalam Islam
baca juga: Apa Hubungan Kekhalifahan Utsmaniyah di Dunia Muslim?